Oleh : Resha T. Novia
Matanya berbinar melihat sosok cantik di sebrang jalan sana. Sosok
gadis yang mengenakan dress putih selutut, rambutnya terurai indah
sebahu, dan pipinya merah merona.
"Bening !" Teriak Rian seraya melambaikan tangan kanannya. Ia
terlihat sangat senang bisa bertemu lagi dengan Bening, kekasihnya.
Ya, sosok cantik itu bernama Bening. Cukup lama mereka tak bertemu, karena Rian harus Kerja di luar kota.
Bening tersenyum, dan membalas lambaian tangan Rian.
"Tunggu di sana !" Teriak Rian.
Bening menggeleng. "Jangan ! Aku aja yang ke sana !" Balas Bening.
Rian tak bisa menolak, ia menunggu Bening menghampirinya.
Kendaraan-kendaraan terus berlalu lalang melintasi jalan yang memisahkan antara Rian dan Bening.
Tiba-tiba, handphone Rian berbunyi. Ia segera mengangkatnya dan ia
berjalan ke arah tempat yang tidak terlalu bising, namun tak jauh dari
tempat ia berdiri. Obrolan seriuspun mulai terlihat dari raut muka
Rian. Namun entah apa yang sedang dibahas.
"BRAKKKKK.......!!!"
Seketika, terdengar suara yang sangat mengejutkan mengalihkan
perhatian semua orang yang ada di sana. Orang-orang berlarian menuju
tengah jalan. Perhatian Rian pun teralihkan, telepon ia tutup. Dan
segeralah ia menuju keramaian itu.
Deg... deg... deg... deg...
Bibir Rian seakan membisu, langkahnya seakan terpaku. Getar tubuhnya mulai menderu setelah berada di antara keramaian itu.
***
Rian duduk sendiri di samping pusara yang masih merah dan basah.
Air matanya menetes seakan tak bisa berhenti. Ada penyesalan dalam
dirinya. Dan tangannya terus mengelus-elus batu nisan di hadapannya
yang bertuliskan "Bening Sharena Putri".
"Aku janji, aku pasti akan susul kamu ke sana. Tunggu aku..." Ucap Rian dalam duka.
Selesai... ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar